Thursday, February 20, 2014

Bahaya Terasi Untuk Ibu Hamil

Terasi atau belacan adalah salah satu bumbu masakan yang terbuat dari ikan atau udang yang difermentasikan dan dibentuk seperti adonan berwarna hitam-coklat, ada juga yang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. 

Warna hitam pada terasi adalah alami. Warna itu berasal dari pigmen ikan atau udang. Bunda hendaknya menghindari terasi yang berwarna merah. Sebab, warna merah itu berasal dari bahan pewarna rhodamin B yang biasa digunakan untuk tekstil. Tambahan pewarna rhodamin B akan membuat terasi tampak sangat merah dari luar, bahkan warna merah itu menembus hingga ke dalam. Rhodamin B sendiri, karena berbahaya untuk kesehatan, telah dilarang penggunaannya sejak 1978. Penelitian menunjukkan, penggunaan rhodamin B yang terus-menerus bisa menyebabkan munculnya penyakit kanker hati, ginjal, dan kandung kemih. 
Selama ini, ada anggapan di kalangan masyarakat Jawa Barat bahwa terasi yang lezat itu berwarna merah. Dan anggapan ini sangat sulit diubah. ''Karena sangat banyak masyarakat yang menghendaki terasi itu berwarna merah.'' 
Selain warna, kualitas terasi juga bisa ditandai dari teksturnya.  Terasi yang bermutu baik, teksturnya tidak terlalu keras, juga tidak terlalu lembek.
Selain itu, jika dilihat dari derajat keasaman (pH), maka terasi bukanlah bahan yang terlalu aman untuk dikonsumsi. Sebab, derajat keasaman yang dikandung terasi lebih dari 5. Untungnya, kandungan air bebas atau air tidak terikat dalam terasi sangat rendah, yakni 0,6. Dengan begitu, terasi tidak mudah ditumbuhi kuman atau mikroba patogen. Biasanya, kuman patogen mudah tumbuh subur dalam bahan yang mengandung air bebas di atas 0,9. ''Jadi, dari segi keamanan mikrobiologi, tak ada yang perlu dikhawatirkan saat mengonsumsi terasi,'' imbuh Dr Ratih Dewanti MSc, kepala Laboratorium Mikrobiologi Pangan, IPB.
Toboali adalah salah satu daerah yang khusus menjadi penghasil terasi yang terletak di daerah bangka. Namun, tak sedikit kota di Pulau Jawa juga dikenal sebagai sentra industri rumah tangga terasi. Sebut saja misalnya, Sidoarjo, Madura, Bagan siapi api, Rembang, Indramayu, Cirebon, serta Pati.
Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal, sehingga di indonesia sering di sebut sambal terasi. Agar lebih harum dan nikmat kadang-kadang terasi dibakar terlebih dahulu tetapi hati-hati karena baunya menusuk hidung. Tak cuma pada sambal, terasi juga menjadi bahan penyedap berbagai jenis masakan, dari nasi goreng sampai sayur asam.

Cara pengolahan terasi :
Udang kecil (di daerah jawa dikenal sebagai udang Rebon) diambil nelayan dari laut, kemudian langsung direbus di pinggir pantai, setelah matang, ditumbuk dan dicampur garam menggunakan lesung kayu, dijemur kembali hingga kadar airnya rendah, Simpan selama 1 – 4 minggu, supaya terjadi proses fermentasi sampai tercium bau khas terasi, mikroba yang aktif pada proses ini yaitu Lactobacillus sp. Lalu kemudian terasi ditumbuk kembali sampai bisa dibentuk, yang jadi ciri khas bentuk terasi.
Penambahan garam dalam pembuatan terasi tentu ada maksudnya. Garam, berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan bakteri patogen atau bakteri berbahaya. Pada saat yang sama, pemberian garam yang cukup juga bisa menumbuhkan bakteri yang diinginkan untuk membantu proses fermentasi.

Bagaimana mengkonsumsi terasi selama kehamilan?
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menjelaskan bahaya terasi bagi kehamilan, namun dengan mengetahui kandungan dan proses pengolahannya dimana dalam proses fermentasi terasi membutuhkan pertumbuhan bakteri jadi sebaiknya ibu hamil menghindarinya, mengingat salah satu penyebab kecacatan pada janin adalah karena infeksi ibu yang bisa didapatkan salah satunya dari makanan yang tidak sehat.


2 comments :

Sekian dari kami, semoga bermanfaat dalam menambah wawasan kita. Jangan ragu meninggalkan jejak melalui komentar. Bagi yang ingin berbagi pengalaman silahkan tuliskan lewat komentar dibawah, semoga pengalaman Anda bisa jadi pelajaran buat yang lainnya.